PENDAHULUAN.
Keberhasilan
suatu kurikulum itu sangat tergantung kepada kurikulum itu dilaksanakan atau di
implementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang, namun
apabila dalam pelaksanaanya tidak didukung oleh berbagai unsur maka kurikulum
itu akan mencapai hasil yang diharapkan. Untuk memahami dan menganalisis
mengenai praktis atau implementasi pengembangan kurikulum yang diharapkan
memiliki kemampuan menganalisis tahap-tahap pengembangan kurikulum.
Kurikulum
juga memegang kedudukan penting dalam pendidikan. Sebab dalam pengembangan
kurikulum seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa tahapan
yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi
harapan semua pihak yang terlibat.
PEMBAHASAN
A. Manajemen
kurikulum dalam satuan pendidikan
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa
kurikulum adalah suatu hal yang sangat penting dalam sebuah pendidikan. Secara
umum ia sebagai rencana yang dikembangkan untuk memperlancar proses belajar mengajar
dengan arahan dan bimbingan kepala sekolah beserta stafnya. Arahan atau
bimbingan dari pihak sekolah kepada warga sekolahnya dimaksudkan agar kegiatan
pengajaran atau proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancar.[1]Dengan
kata lain pokok dalam kurikulum berkenaan dengan perencanaan kegiatan peserta
didik, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama bersekolah dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dalam perumusannya pemerintah pusat perlu meumuskan
dan menetapkan kurikulum standar bersifat Nasional (Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar) yang berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum untuk
pengembangan kurikulum pada tingkat satuan Pendidikan atau sekolah. Berkaitan
dengan hal tersebut pihak daerah maupun sekolah bertugas mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kondisi kebutuhan, dan
kemampuan daerah atau sekolah yang bersangkutan. Kurikulum tidak lain adalah
sebuah program yang bukan hanya mencangkup pengertian materi seperti kebanyakan
orang mengartikan melaiknkan memuat juga perencanaan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga kurikulum tersebut berfungsi sebagai pedoman perencanaan.
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru, maka akan timbul
kegairahan belajar siswa sehingga memacunya lebih keras untuk mencapai tujuan
belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum. Dengan demikian, seluruh
komponen Pendidikan yang meliputi pendidik, kepala sekolah, peserta didik, dan
lain-lain harus ikut aktif dalam mewujudkan kurikulum yang telah ditentukan
pemerintah demi tercapainya tujuan sekolah itu sendiri.[2]
B. Tahap-tahap
Manajemen Kurikulum dalam Satuan Pendidikan
Sebuah kurikulum yang dipertimbangkan dengan baik
dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dan disusun berdasarkan
situasi dan kondisi masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses kependidikan dalam proses lembaga pendidikan. Segala hal yang harus
diketahui atau diresapi dan dihayati harus ditetapkan dalam kurikulum. Juga
segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya pun harus
dijabarkan dalam kurikulum. Karena sebuah satuan pendidikan yang baik, ia akan
melaksankan kurikulum berkoordinasi dengan semua lapisan kependidikan.
Pengelolaan kurikulum harus
diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur
pencapaian tujuan oleh siswa. Yang menjadi masalahny adalah bagaimana
strateginya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam konteks ini guru
didorong untuk terus menyempurnakan strategi tersebut. Pengelolaan kurikulum di
sekolah harus melalui beberapa tahapan, dimana Nanang Fattah membagi paling
tidak ada 4 tahapan didalamnya yaitu:
1. Tahap
Perencanaan
Pada
tahap ini kurikulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pencapaian.
Perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang harus dipenuhi untuk mencapai
tujuan dengan berbagai pertimbangan sistemik, terarah, dan disengaja.[3]
Perencanaan bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan
terkoordinasi guna memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan harus
disusun sebelum pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab menentukan
kerangka untuk melaksanakaan fungsi lainnya itu. Secara mendasar, perencanaan
adalah suatu proses intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini
menuntut prediposisi mental untuk berfikir sebelum bertindak, berbuat
berdasarkan kenyataan bukan perkiraan,
dan berbuat sesuatu secara teratur. Hal ini merupakan tindakan kognitif sesuai
dengan permintaan perencanaan.
Pada
tahap perencanaan ini perlu juga dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP).
Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar
mengajar dikelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuan
pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akan
digunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran buku sumber atau
referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan.
Merencanakan
pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin.
Suatu
rencana yang baik terdiri dari 5 unsur khusus:
a. Tujuan
dirumuskan secara jelas
b. Komprehensif,
namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi
c. Hierarki,
rencana, dan terfokus pada daerah yang paling penting
d. Bersifat
ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia
e. Layak,
memungkinkan perubahan[4]
2. Tahap
pengorganisasian dan pengkoordinasi
Pengorganisasian
dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks
manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademi atau kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum seyogyanya dilihat dari kedua pendekatan tersebut,
yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik.
Kepala sekolah dalam tahapan ini mengatur pembagian tugas mengajar,
penyusunan jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahap
perencanaan seluruh aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dipersiapkan secara matang dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan
koordinasi dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya.[5]
Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan proses
manajemen, yakni:
a. Organisasi
perencanaan kurikulum
b. Organisasi
dalam rangka pelaksanaan kurikulum
c. Organisasi
dalam evaluasi kurikulum
Pada masing-masing jenis organisasi
tersebut dilaksankan oleh suatu susunan kepengurusan yang ditentukan sesuai
dengan struktur organisasi dengan tugas-tugas tertentu.
Secara akademik,organisasi kurikulum
dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:
a. Kurikulum
mata ajaran
b. Kurikulum
bidang studi
c. Kurikulum
integrasi
d.
Core
curriculum[6]
3. Tahap
pelaksanaan
Dalam
tahap ini tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi untuk membantu
guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu, guru
akan merasa didampingi pimpinan sehingga akan menambah semangat kerjanya. Pada
tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah dibawa
kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.
Perencanaan, pengoragnisasian, dan pengkoordinasi telah disusun akan dibuktikan
keberhasilan dalam tahap pelaksanaan ini.
Mutu pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah bersam-sama untuk
membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang meembangun.[7]
4. Tahap
pengendalian
Didalam
tahap ini paling tidak dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu jenis evaluasi
yang dikaitkan dengan tujuan dan pemanfaatan hasil evaluasi. Pelaksanaan
pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melalui
kegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuan
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau
tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Disamping
itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk mengetahui
kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya ada
diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak
ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya, disalurkan dengan remidial,
pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih pandai, atau membentuk
kelompok belajar yang dibimbing oleh guru.
Dengan
demikian evaluasi juga dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran selanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan perlu diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan
bahan-bahan evaluasi yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun
bentuk tes, menyusun butir-butir soal, movalidasi, menyiapkan jawabannya,
mebuat jadwal pemeriksaan serta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat waktu.
Kepala
sekolah berperan dalam pengedalian sistem evaluasi agar evaluasi dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subandijah
penilaian dalam pembelajaran dapat dilakukan
a. Cara
lisan, misalnya dengan tanya jawab atau diskusi
b. Cara
tertulis, misalnya laporan, karangan, tes dan lain-lain
c. Penilaian
hasil karya peserta didik, seperti gambar model, alat sederhana dan lain-lain[8]
C. Tahap-tahap
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang terjadi
di Indonesia dilaksanakan secara bertahap. Dalam kaitannya dengan hal ini, ada
tiga tahap pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Pengembangan
kurikulum tingkat Lembaga
Tahap
pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini masih bersifat umum. Materi
didalamnya mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
a. Perumusan
tujuan institusional
b. Penetapan
isi dan struktur program
c. Penyusunan
strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan
2. Pengembangan
kurikulum tingkat setiap bidang studi
Kegiatan
dalam pengembangan program pada setiap bidang studi mencakup:
a. Menyusun
tujuan kurikuler
b. Merumuskan
tujuan intruksional umum,
c. Menetapkan
pokok bahasan.
3. Pengembangan
pengajaran di kelas
Yang
menggunakan berbagai media sudah cukup baik untuk proses mengajar dikelas.
Dalam mengembangkan suatu materi, sang guru harus lebih kreatif ketika
menyajikan pokok bahasan. Karena, ketika guru memberikan sesuatu yang baru
dalam mengajar, maka para siswa akan lebih bersemangat untuk mengetahui apa
yang selanjutnya akan terjadi. Terdapat beberapa pengembangan materi yang bisa
dilakukan dalam proses pembelajaran,seperti:
1. Menjelaskan
secara detail bagaimana hal tersebut terjadi
2. Menceritakan
dari mana asal mulanya suatu hal bisa terbentuk
3. Kemudian
menyuruh murid-murid membuat hal lain dari materi tersebut.[9]
D. Landasan
Kurikulum
Terdapat empat landasan
kurikulum menurut Sukmadinata yaitu:
1. Landasan
filosofis
Filsafat
memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti
dalam filsafat pendidikan, terdapat berbagai aliran filsafat. Dalam
pengembangan kurikulum juga senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat
tertentu sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang
di kembangkan.
2. Landasan
psikologis
Dalam
landasan psikologis terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum yaitu:
a. Psikologi
perkembangan
b. Psikologi
belajar
3. Landasan
sosial budaya
Kurikulum
dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Karena pendidikan merupakan
usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, tetapi memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan
lebih lanjut di masyarakat.
4. Landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi
dan komunikasi telah mampu mengubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
kurikulum sepatutnya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan
sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia.[10]
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Proses atau tahap-tahap dalam
manajemen kurikulum meliputi semua pengalaman di dalam lingkungan pendidikan,
baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang memiliki dampak
terhadap belajar dan pengembangan personal individu siswa. Kurikulum juga
sangat penting bagi Pendidikan dan proses didalam Pendidikan tersebut.
Tahap-tahap
dalam kurikulum sendiri ada 4 yaitu Tahap Perencanaan, tahap pengorganisasian,
tahap pelaksanaan, dan tahap pengendalian. Sedangkan landasan didalam kurikulum
ada 4 yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, dan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Baik tahap-tahap dalam kurikulum maupun landasan kurikulum
berpengaruh bagi Pendidikan, pendidik dan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan
Kurikulum, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Ovianti,
Fitri, dkk. 2015. Manajemen Kurikulum Dan
Pembelajaran, Palembang: Noer
Fikri Offset
Subandijah.
1996. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Rivai,
Veithzal dan Sylviana Murni. 2012. Education
Management, Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
[1] Fitri oviyanti,dkk. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran. (
palembang: Noer Fikri Offset, 2015 ) hlm. 29
[3] Ibid., hlm. 33
[4] Oemar Hamalik. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. (
Bandung: PT.Remaja Pusda Karya) hlm.136
[5] Fitri Oviyanti,dkk, op.cit., Hlm. 34
[6] Oemar Hamalik, op.cit., Hlm. 137
[7] Fitri Oviyanti,dkk, op.cit., Hlm. 36
[9] Subandijah. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada. 1996 ) hlm. 215-217
[10] Veithzal Rivai dan Sylviana
Murni. Education Management. (
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012 ) hlm. 182-186