Minggu, 21 Agustus 2016

Manajemen Kurikulum dalam Satuan Pendidikan


PENDAHULUAN.
Keberhasilan suatu kurikulum itu sangat tergantung kepada kurikulum itu dilaksanakan atau di implementasikan. Sebaik apapun kurikulum secara tertulis itu dirancang, namun apabila dalam pelaksanaanya tidak didukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu akan mencapai hasil yang diharapkan. Untuk memahami dan menganalisis mengenai praktis atau implementasi pengembangan kurikulum yang diharapkan memiliki kemampuan menganalisis tahap-tahap pengembangan kurikulum.
Kurikulum juga memegang kedudukan penting dalam pendidikan. Sebab dalam pengembangan kurikulum seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa tahapan yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi harapan semua pihak yang terlibat.
                                                                                             










PEMBAHASAN
A.    Manajemen kurikulum dalam satuan pendidikan
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kurikulum adalah suatu hal yang sangat penting dalam sebuah pendidikan. Secara umum ia sebagai rencana yang dikembangkan untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan dan bimbingan kepala sekolah beserta stafnya. Arahan atau bimbingan dari pihak sekolah kepada warga sekolahnya dimaksudkan agar kegiatan pengajaran atau proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.[1]Dengan kata lain pokok dalam kurikulum berkenaan dengan perencanaan kegiatan peserta didik, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama bersekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dalam perumusannya pemerintah pusat perlu meumuskan dan menetapkan kurikulum standar bersifat Nasional (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum untuk pengembangan kurikulum pada tingkat satuan Pendidikan atau sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut pihak daerah maupun sekolah bertugas mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kondisi kebutuhan, dan kemampuan daerah atau sekolah yang bersangkutan. Kurikulum tidak lain adalah sebuah program yang bukan hanya mencangkup pengertian materi seperti kebanyakan orang mengartikan melaiknkan memuat juga perencanaan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga kurikulum tersebut berfungsi sebagai pedoman perencanaan. Guru adalah titik sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru, maka akan timbul kegairahan belajar siswa sehingga memacunya lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum. Dengan demikian, seluruh komponen Pendidikan yang meliputi pendidik, kepala sekolah, peserta didik, dan lain-lain harus ikut aktif dalam mewujudkan kurikulum yang telah ditentukan pemerintah demi tercapainya tujuan sekolah itu sendiri.[2]

B.     Tahap-tahap Manajemen Kurikulum dalam Satuan Pendidikan
Sebuah kurikulum yang dipertimbangkan dengan baik dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dan disusun berdasarkan situasi dan kondisi masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam proses lembaga pendidikan. Segala hal yang harus diketahui atau diresapi dan dihayati harus ditetapkan dalam kurikulum. Juga segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya pun harus dijabarkan dalam kurikulum. Karena sebuah satuan pendidikan yang baik, ia akan melaksankan kurikulum berkoordinasi dengan semua lapisan kependidikan.
            Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa. Yang menjadi masalahny adalah bagaimana strateginya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam konteks ini guru didorong untuk terus menyempurnakan strategi tersebut. Pengelolaan kurikulum di sekolah harus melalui beberapa tahapan, dimana Nanang Fattah membagi paling tidak ada 4 tahapan didalamnya yaitu:
1.      Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kurikulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pencapaian. Perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dengan berbagai pertimbangan sistemik, terarah, dan disengaja.[3] Perencanaan bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan harus disusun sebelum pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab menentukan kerangka untuk melaksanakaan fungsi lainnya itu. Secara mendasar, perencanaan adalah suatu proses intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini menuntut prediposisi mental untuk berfikir sebelum bertindak, berbuat berdasarkan kenyataan bukan  perkiraan, dan berbuat sesuatu secara teratur. Hal ini merupakan tindakan kognitif sesuai dengan permintaan perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini perlu juga dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP). Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar mengajar dikelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuan pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akan digunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran buku sumber atau referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan.
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin.
Suatu rencana yang baik terdiri dari 5 unsur khusus:
a.       Tujuan dirumuskan secara jelas
b.      Komprehensif, namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi
c.       Hierarki, rencana, dan terfokus pada daerah yang paling penting
d.      Bersifat ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia
e.       Layak, memungkinkan perubahan[4]

2.      Tahap pengorganisasian dan pengkoordinasi
Pengorganisasian dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademi atau kurikulum. Pengorganisasian kurikulum seyogyanya dilihat dari kedua pendekatan tersebut, yakni dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik.
      Kepala sekolah dalam tahapan ini mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahap perencanaan seluruh aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran dipersiapkan secara matang dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya.[5]
      Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen, yakni:
a.       Organisasi perencanaan kurikulum
b.      Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum
c.       Organisasi dalam evaluasi kurikulum
Pada masing-masing jenis organisasi tersebut dilaksankan oleh suatu susunan kepengurusan yang ditentukan sesuai dengan struktur organisasi dengan tugas-tugas tertentu.
Secara akademik,organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:
a.       Kurikulum mata ajaran
b.      Kurikulum bidang studi
c.       Kurikulum integrasi
d.      Core curriculum[6]

3.      Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu, guru akan merasa didampingi pimpinan sehingga akan menambah semangat kerjanya. Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah dibawa kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak. Perencanaan, pengoragnisasian, dan pengkoordinasi telah disusun akan dibuktikan keberhasilan dalam tahap pelaksanaan ini.
Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah bersam-sama untuk membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang meembangun.[7]
4.      Tahap pengendalian
Didalam tahap ini paling tidak dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu jenis evaluasi yang dikaitkan dengan tujuan dan pemanfaatan hasil evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Disamping itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya ada diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya, disalurkan dengan remidial, pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih pandai, atau membentuk kelompok belajar yang dibimbing oleh guru.
Dengan demikian evaluasi juga dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan perlu diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-bahan evaluasi yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun bentuk tes, menyusun butir-butir soal, movalidasi, menyiapkan jawabannya, mebuat jadwal pemeriksaan serta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat waktu.
Kepala sekolah berperan dalam pengedalian sistem evaluasi agar evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subandijah penilaian dalam pembelajaran dapat dilakukan
a.       Cara lisan, misalnya dengan tanya jawab atau diskusi
b.      Cara tertulis, misalnya laporan, karangan, tes dan lain-lain
c.       Penilaian hasil karya peserta didik, seperti gambar model, alat sederhana dan lain-lain[8]
C.     Tahap-tahap Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang terjadi di Indonesia dilaksanakan secara bertahap. Dalam kaitannya dengan hal ini, ada tiga tahap pengembangan kurikulum, yaitu:
1.      Pengembangan kurikulum tingkat Lembaga
Tahap pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini masih bersifat umum. Materi didalamnya mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu:
a.       Perumusan tujuan institusional
b.      Penetapan isi dan struktur program
c.       Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan

2.      Pengembangan kurikulum tingkat setiap bidang studi
Kegiatan dalam pengembangan program pada setiap bidang studi mencakup:
a.       Menyusun tujuan kurikuler
b.      Merumuskan tujuan intruksional umum,
c.       Menetapkan pokok bahasan.
3.      Pengembangan pengajaran di kelas
Yang menggunakan berbagai media sudah cukup baik untuk proses mengajar dikelas. Dalam mengembangkan suatu materi, sang guru harus lebih kreatif ketika menyajikan pokok bahasan. Karena, ketika guru memberikan sesuatu yang baru dalam mengajar, maka para siswa akan lebih bersemangat untuk mengetahui apa yang selanjutnya akan terjadi. Terdapat beberapa pengembangan materi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran,seperti:
1.      Menjelaskan secara detail bagaimana hal tersebut terjadi
2.      Menceritakan dari mana asal mulanya suatu hal bisa terbentuk
3.      Kemudian menyuruh murid-murid membuat hal lain dari materi tersebut.[9]

D.    Landasan Kurikulum
Terdapat empat landasan kurikulum menurut Sukmadinata yaitu:
1.      Landasan filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam filsafat pendidikan, terdapat berbagai aliran filsafat. Dalam pengembangan kurikulum juga senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang di kembangkan.
2.      Landasan psikologis
Dalam landasan psikologis terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu:
a.       Psikologi perkembangan
b.      Psikologi belajar
3.      Landasan sosial budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Karena pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
4.      Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu mengubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum sepatutnya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.[10]




KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Proses atau tahap-tahap dalam manajemen kurikulum meliputi semua pengalaman di dalam lingkungan pendidikan, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang memiliki dampak terhadap belajar dan pengembangan personal individu siswa. Kurikulum juga sangat penting bagi Pendidikan dan proses didalam Pendidikan tersebut.
Tahap-tahap dalam kurikulum sendiri ada 4 yaitu Tahap Perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanaan, dan tahap pengendalian. Sedangkan landasan didalam kurikulum ada 4 yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Baik tahap-tahap dalam kurikulum maupun landasan kurikulum berpengaruh bagi Pendidikan, pendidik dan peserta didik.
                                                                           















DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung:             PT. Remaja Rosdakarya
Ovianti, Fitri, dkk. 2015. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran,          Palembang: Noer Fikri Offset
Subandijah. 1996. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT.      Raja Grafindo Persada
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni. 2012. Education Management,             Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada





[1] Fitri oviyanti,dkk. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran. ( palembang: Noer Fikri Offset, 2015 ) hlm. 29
[2] Ibid., hlm. 30-31
[3] Ibid., hlm. 33
[4] Oemar Hamalik. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. ( Bandung: PT.Remaja Pusda Karya) hlm.136
[5] Fitri Oviyanti,dkk, op.cit., Hlm. 34
[6] Oemar Hamalik, op.cit., Hlm. 137
[7] Fitri Oviyanti,dkk, op.cit., Hlm. 36
[8] Ibid, Hlm. 37-39
[9] Subandijah. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 1996 ) hlm. 215-217
[10] Veithzal Rivai dan Sylviana Murni. Education Management. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012 ) hlm. 182-186

Sabtu, 26 Desember 2015

MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM

MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM

DISUSUN OLEH :
Khoirul Khobir                 (13290047)
M.Rizky R                        (13290053)
Nurhayati                         (13290069)
Nyayu Siti Nurlaila           (13290075)

DOSEN PENGAMPU :
Fitri Oviyanti, M.Ag.


JURUSAN  MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pembentukkan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.
            Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.  Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum.  Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Manajemen Kurikulum ?
2.      Bagaimana Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum ?
3.      Apa Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian manajemen kurikulum.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen kurikulum.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen kurikulum.






PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kurikulum
            Secara etimologi, manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti  tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabungkan menjadi kata kerja manager yang berarti “menangani”. Kata ini selanjutnya diadopsi dalam bahasa Italia maneggiare yang berarti “mengendalikan” terutama “mengendalikan kuda”. Dalam perkembangannya diadopsi kedalam bahasa Prancis management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
            Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to  manage, dengan kata benda management, dan manager  untuk orang yang yang melakukan kegiatan manajemen. Kemudian, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi pengelolaan.
            Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
            Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,  memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan sumber daya organisasi yang tesedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
            Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan mendayagunakan orang dan sumber-sumber lainnya untuk  mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.[1]
            Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat terpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh mendali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seseorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
            Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu :
         1.         Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan
         2.         Tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
            Dengan demikian, setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran, tetapi mencakup semua pengalaman belajar yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
            Berikut pengertian kurikulum menurut beberapa para ahli :
         1.         Harold B. Alberty, kurikulum sebagai kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.
         2.         Saylor, Alexander, dan lewis, kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.[2]
         3.         S. Nasution, kurikulum dalam arti luas meliputi seluruh program di sekolah, yakni segala pengalaman di bawah tanggung jawab sekolah.
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.[3]
            Jadi, manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.[4]

B.     Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
            Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :
1.      Manajemen Perencanaan Kurikulum
            Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi pada siswa.
            Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem control, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulum dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi dua :
a.       Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini ditangani oleh kepala sekolah.
b.      Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru.
c.        
Peran-peran penting pada manajemen pelaksanaan kurikulum adalah :
a         Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
d.      Kepala sekolah dalam kepemimpinan bersama.
e.       Kepala Departemen atau Wakil Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum.
3.      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum
            Supervisi atau pemantauan kurikulum  adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
4.      Penilaian Kurikulum
            Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem manajemen. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
5.      Perbaikan Kurikulum
            Perbaikan kurikulum sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Perbaikan kuikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.
6.      Sentralisasi dan Desantralisasi Kurikulum
            Manajemen sentralisasi dan desantralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager  atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. Kelemahan sistem ini adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lama.[5]
C.     Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum
            Sukmadinata menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1        Prinsip Relevansi
            Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang diprediksi untuk masa depan, dan relevansi internal, yaitu kesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri.
2        Prinsip Fleksibel
            Prinsip fleksibel berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya.
3        Prinsip Kontinuitas
            Prinsip Kontinuitas artinya kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, yang meliputi sinambung antarkelas maupun sinambung antar jenjang pendidikan.
4        Prinsip Praktis dan Efisiensi
            Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan prinsip praktis, yaitu dapat dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
5        Prinsip Efektivitas
Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai.[6]
            Menurut Dedi Arik Kurniawan dalam blogspotnya manajemen kurikulum memiliki beberapa prinsip, yaitu :
1.      Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
2.      Demokrasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
3.      Kooperatif, dalam mencapai suatu kegiatan manajemen kurikulum harus ada rasa kerja sama dengan baik untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.
4.      Efektif dan efesiensi, dalam menjalankan suatu kegiatan didalam manajemen kurikulum harus dilaksanakan dengan efektifitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.
5.      Mengarahkan pada visi, misi, dan tujuan yang telah di tetapkan.
Demikian beberapa prinsip manajemen kurikulum yang jika kita perhatikan semuanya mengarahkan pada kegiatan yang mampu menghasilkan suatu capaian yang diinginkan dengan mensinergikan semua komponen yang ada didalamnya.[7] Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan, seperti USPN No. 20 Tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut:
1.      Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2.      Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3.      Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.      Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6.      Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah setempat.[8]

KESIMPULAN
                   
            Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang memiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilkukan dengan sistematis dalam suatu proses.sedangkan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Jadi, manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
            Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum sebagai berikut:
1.      Manajemen Perencanaan Kurikulum.
2.      Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum.
3.      Supervisi Pelaksanaan Kurikulum.
4.      Penilaian kurikulum.
5.      Perbaikan Kurikulum.
6.      Sentralisasi dan Desantralisasi Kurikulum.
Prinsip-prinsip manajemen kurikulum
1.      Produktivitas.
2.      Demokrasi.
3.      Kooperatif.
4.      Efektivitas dan efesiensi.
5.      Mengarahkan pada misi, visi, dan tujuan yang telah ditetapkan.






DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Jahja, Yudrik, dkk. 2005. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Raudlatul Athfal. Jakarta: Departemen Agama             RI.
Oviyanti, Fitri, dkk. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran.       Palembang: Noer Fikri.
            Rusman.  2009. Manajemen Kurikulum. Seri II: Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada.
            Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.





                [1] Fitri Oviyanti, dkk. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. (Palembang: Noer Fikri, 2015). Hlm.3-4
                [2] Tim Pengembang  MKDP. Kurikulum  Dan Pembelajaran. (Jakarta:Raja Grafindo Persada. 2013). Hlm.2
                [3] Yudrik Jahja, dkk. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Raudlatul Athfal. (Jakarta: Departemen Agama RI. 2005). Hlm. 4
                [4] Dakir. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cipta. 2004). Hlm.3
                [5] Fitri Oviyanti, dkk, Op. Cit . Hlm. 7-14
                [6] Tim Pengembangan MKDP. Op. Cit. Hlm 67-69
                [7] Fitri Oviyanti, dkk. Op.cit, Hlm 15
                [8] Rusman,  Manajemen Kurikulum, (Seri II; Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada : 2009).  Hlm. 5